Tuesday, December 25, 2012

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Oleh: Neng Rodhiyyatillah 

Beruntunglah kita sebagai seorang muslim, karena pada setiap hitungan detik, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun selalu ada bonus dan hadiah pahala yang berlipat ganda bagi orang-orang yang mau mengejarnya. Semua orang bisa mendapatkan bonus tersebut tanpa pengecualian asalkan mau menjalankankan prosesnya. 

Pada setiap hari kita diberi hadiah taburan kebaikan yaitu pada setiap shalat fardhu, pada sepertiga malam…. 

Pada setiap minggu kita diberi hadiah hari juma't.Pada setiap bulan, hampir seluruh bulan-bulan Qamariyyah memiliki keutamaan. Pada setiap tahun kita diberi hadiah Ramadhan yang didalamnya terdapat Lailatul Qadar. Sangat rugi jika kita tidak mengambil setiap kesempatan yang telah Allah anugerahkan untuk berburu kebaikan. 

Selain menurut rentang waktu, Allah juga memberikan hadiah kebaikan yang berlipat ganda sesuai tempat mengerjakannya. Contohnya, shalat yang dilakukan di Masjid Nabawi pahalanya sama dengan seribu kali shalat. Begitu juga shalat yang didirikan di Masjidil Haram pahalanya sama dengan seratus ribu shalat.

Salah satu bulan yang memiliki banyak keistimewaan ialah bulan Dzulhijjah atau bulan haji. Terutama, pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, diantara keutamaannya adalah: 

1. Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang mulia dan barakah
Keutamaan pertama dari Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa waktu itu adalah waktu yang mulia dan barakah.
Bukti kemuliaan ini adalah sumpah Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an al-Karim:
((وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْر)) 

"Demi fajar dan demi malam yang sepuluh". [Al-Fajr: 1-2] 

Menurut Imam al-Thabari dalam tafsirnya yang dimaksud “Wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh)" adalah adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir.” 

Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama dalam tafsir Qur'anil adhim. “Dan malam-malam yang sepuluh," adalah sepuluh (hari pertama) Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.
Kemuliaan sepuluh hari ini juga disebutkan dalam Surat Al-Hajj dengan perintah agar memperbanyak menyebut nama Allah pada hari-hari tersebut. Allah Ta’ala berfirman: 

((وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ)) 

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Hajj: 27-28) 

Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat ini menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma, “al-Ayyam al-Ma’lumat (hari-hari yang ditentukan) adalah hari-hari yang sepuluh.” (Tafsir Ibnu Katsir) 

Maka dapat disimpulkan bahwa keutamaan dan kemuliaan hari-hari yang sepuluh dari Dzulhijjah telah datang secara jelas dalam Al-Qur’an al-Karim yang dinamakan dengan Ayyam Ma’lumat karena keutamaannya dan kedudukannya yang mulia. 

Sedangan dari hadits, terdapat keterangan yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah ini, di antaranya sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam: 

وعن ابن عباس رضي الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( مَا مِنْ أيَّامٍ ، العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّام )) يعني أيام العشر . قالوا : يَا رسولَ اللهِ ، وَلاَ الجِهَادُ في سَبيلِ اللهِ ؟ قَالَ : (( وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ )) رواه البخاري 

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Bukhari) 

Lantas manakah yang lebih utama, apakah 10 hari pertama Dzulhijah ataukah 10 malam terakhir bulan Ramadhan? 

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad memberikan penjelasan yang bagus tentang masalah ini. Beliau rahimahullah berkata, “Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dari penjelasan keutamaan seperti ini, hilanglah kerancuan yang ada. Jelaslah bahwa sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari (siangnya) karena di dalamnya terdapat hari nahr (qurban), hari ‘Arofah dan terdapat hari tarwiyah (8 Dzulhijjah).” 

2. Amal pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah paling dicintai Allah
Keutamaan kedua dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa amal di waktu itu paling dicintai Allah Ta'ala. 

((مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ)) 

“Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). 

Sa’id bin Jubair -Rahimahullah- (ia periwayat hadits Ibnu Abbas diatas), apabila memasuki sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah) ia sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah (sampai batas akhir kemampuannya). (Diriwayatkan oleh Ad Daarimi dengan sanad yang hasan). 

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari berkata: “Sebab yang tampak dari keistimewaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah karena pada waktu tersebut berkumpul induk ibadah-ibadah yang agung. Yaitu shalat, puasa, shadaqah dan haji. Yang mana hal ini tidak diperoleh dalam bulan bulan yang lain.” 

Para muhaqqiq dari kalangan ahlul ilmi berkata, “Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang paling utama, dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan adalah malam-malam yang paling utama. 

Amalan apa saja yang bisa dikerjakan di Sepuluh Hari pertama bulan dzulhijjah? 

Dalam hadist di atas Rasulullah saw. Bersabda: " الْعَمَلُ الصَّالِحُ", amal sholeh secara umum, tidak terbatas hanya pada amalan tertentu, diantara amal sholeh: tilawah al-Quran, dzikir, tasbih, tahmid, takbir, amar ma'ruf nahyi munkar, shalat, sodaqah, silaturrahim, birrul walidain, dll.. pada intinya amal sholeh itu banyak dan tidak terbatas. 

Akan kita sebutkan amal sholeh yang bisa dikerjakan diantaranya: 

1. Berdzikir
Firman Allah swt:
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ [الحج:28] 

Yang di maksud "Ayyam Ma'lumat" di sini adalah sepuluh hari pertama pada bulan dzulhijjah. Maka pada hari-hari tersebut dianjurkan untuk memperbanyak takbir (الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر الله أكبر، ولله الحمد), tahlil, tahmid dimana pun kita berada. Karena Nabi saw. selalu berdzikir dalam setiap keadaan. 

Berkata Imam Al Bukhari -Rahimahullah-, “Ibnu Umar dan AbuHurairah -Radhiyallahu ‘anhuma- keluar ke pasar, seraya mengumandangkan takbir, lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya”.Beliau juga berkata, “Umar bertakbir di dalam kemahnya di Mina, hingga dapat didengar oleh orang-orang di masjid. Mereka pun mengikutinya, demikian juga orang-orang di pasar turut bertakbir. Hingga Mina dipenuhi oleh gema takbir”, Ibnu Umar bertakbir pada waktu itu di Mina. Setelah selesai shalat, diatas ranjang, di dalam tendanya, di majelisnya dan ketika berjalan. Disunnahkan untuk menjahrkan (mengeraskan) takbir sebagaimana yang dilakukan Umar, puteranya dan Abu Hurairah.Maka sepantasnyalah kita sebagai kaum muslimin untuk menghidupkan sunnah ini yang pada masa ini nyaris hilang. 

2. Berpuasa
Disunnahkan untuk berpuasa dari taggal 1 sampai 9 bulan dzulhijjah. Sebagaiamna kita ketahui bahwa puasa adalah satu amalan sholeh yang yg paling utama dan yg dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadits qudsi, 

((الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي)) 

“Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.” 

Diriwayatkan dai Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: 

((ما من عبد يصوم يوماً في سبيل الله ، إلا باعد الله بذلك اليوم وجهه عن النار سبعين خريف)) 

“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Adapun dalil yang menunjukkan disunnahkannya puasa pada hari-hari bulan dzulhijjah adalah:
Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Hafshah binti Umar bin Khattab ra.: "Sesungguhnya Nabi saw. Tidak pernah meninggalkan puasa pada hari-hari tersebut". 

فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصومها كما روى ذلك الإمام أحمد وأصحاب السنن عن حفصة بنت عمر بن الخطاب رضي الله عنهم: (أن النبي صلى الله عليه وسلم كان لا يدع صيامَها) وهذا هو القول الراجح.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …”1 

Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.2 

"من صام أيام العشر كتب له بكل يوم سنة غير يوم عرفة، فإنه من صام يوم عرفة كتب له صوم سنتين". "ابن النجار عن جابر" 

Begitu juga pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah terdapat hari arafah, yang juga disunnahkan pada hari ini untuk berpuasa: 

((سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ)) 

"Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim). 

Dari Hinaidah bin Khalid radhiallahu anhu, dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasululllah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dia berkata: “Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i) 

Imam Nawawi berkata tentang puasa sepuluh hari bulan Dzulhijjah: “Sangat di sunnahkan.” 

3. Shalat
Disunnahkan untuk bersegera dalam melakukan shalat-shalat fardhu dan memperbanyak shalat-shalat sunnah. Karena shalat adalah ibadah yang paling utama bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri dengan Rabb nya. 

Diriwayatkan dari Tsauban -Radhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 

((عليك بكثرة السجود لله فانك لا تسجد سجدة الا رفعك اليه بها درجة, و حط عنك بها خطيئة)) 

“Hendaklah kalian memperbanyak sujud kepada Allah, karena sesunggguhnya tidaklah engkau melakukan satu sujud melainkan Allah akan mengangkat derajatmu dan menghapuskan kesalahanmu” (HR. Muslim). 

Hadits ini berlaku umum pada setiap waktu. 

4. Puasa hari Arafah
Puasa hari arafah ditekankan dilaksanakan bagi orang yang tidak sedang menunaikan haji, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam tentang hari Arafah, bahwa beliau berkata, 

“Aku berharap Allah akan melebur dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim) 

5. Menunaikan Haji dan Umroh
Yang paling utama ditunaikan di sepuluh hari pertama Dzulhijah adalah menunaikan haji dan umrah ke Baitullah. Allah Ta’ala berfirman, 

((وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً)) 

"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah" . (Al Imran: 96) 

Kedua amalan ini memiliki pahala yang besar, sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah hadits, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali Syurga”3 

Begitu juga bahwa haji itu merupakan jihad. 

((سألت عائشة النبي صلى الله عليه وسلم: (هل على النساء جهاد؟ قال صلى الله عليه وسلم: عليهن جهاد لا قتالَ فيه: الحج والعمرة)) 

"Sayyidah Aisyah ra. Bertanya kepada Rasulullah saw: "Apakah perempuan diwajibkan untuk berjihad? Rasulullah saw. Berkata: Ya, kepada mereka diwajibkan jihad yang didalamnya tidak terdapat peperangan: yaitu haji dan umrah" 

6. Berqurban
Di hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyriq disunnahkan untuk berqurban sebagaimana ini adalah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Memotong hewan qurban (Udhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah). Sebagaiaman firman Allah Shubhaanahu wa ta’ala , 

((فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ)) 

"Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah" (QS. Al Kautsar : 2) 

Berkata sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan berqurban dalam ayat ini adalah menyembelih udhiyah (hewan kurban) yang dilakukan sesudah shalat ‘Ied. Untuk itu bagi yang mampu berkurban maka hendaknya berkurban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

((من كان له سعةُ و لم يُضَحِّ فلا يَقربنَّ مُصلا نا)) 

"Barangsiapa memiliki keleluasaan (rezeki) lalu dia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat kita".4 

7. Sholat Ied
Melaksanakan shalat `Idul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Setiap muslim hendaknya tahu akan hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. 10 Dzulhijjah merupakan hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah : 

((أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.)) 

"Seutama-utama hari di sisi Allah ialah hari Iedul `adh-ha kemudian hari berikutnya" 

8. Bertaubat
Termasuk yang ditekankan pula di awal Dzulhijah adalah bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat serta meninggalkan tindak zholim terhadap sesama. 

Keutamaan ke-tiga dari bulan dzulhijjah adalah: 

3. Di dalamnya ada hari Arafah
Keutamaan ke-tiga dari Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada waktu itu ada hari Arafah, yaitu jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari itu jama'ah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnah melakukan puasa arafah yang keutamaannya dapat menghapus dosa selama dua tahun. 

((سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ)) 

Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim) 

4. Pahala Amal di Hari-hari itu Dilipatgandakan
Keutamaan ke-empat dari Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, amal-amal pada hari itu dilipatgandakan pahalanya, baik amal di siang hari maupun amal di malam hari. 

((مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِى الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ))
"Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi) 

Tentu saja, ada pengecualian untuk puasa pada tanggal 10 Dzulhijjah karena pada hari itu diharamkan berpuasa. 

Maka sudah seharusnya kita memperbanyak amalan sholeh pada hari-hari tersebut, pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya. 

5. Di dalamnya Terdapat Idul Adha
Diantara Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada akhir waktu itu yaitu tanggal 10 Dzulhijjah adalah Hari raya Idul Adha yang merupakan hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. 

Sebagian besar kaum muslimin lalai dari hari yang agung ini. Padahal sebagian besar ulama’ berpendapat bahwa hari tersebut merupakan hari yang paling mulia secara mutlak bahkan dari hari Arafah sekalipun. 

Berkata Ibnu Qayyim -Rahimahullah- “Sebaik-baik hari di sisi Allah adalah Yaum Nahr (hari berkurban), ia merupakan hari haji akbar”. 

Sebagaimana dalam Sunan Abu Daud, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah adalah Yaum Nahr, kemudian hari Qor”.Hari Qor adalah hari berdiam di Mina, yaitu hari ke sebelas bulan Dzulhijjah. 

Ada pula yang berpendapat, hari Arafah lebih utama. Karena puasa pada hari tersebut dapat menghapus dosa selama dua tahun, tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka dari hari Arafah, dan Allah mendekat kepada hamba-hamba-Nya. Kemudian Allah berbangga kepada para malaikat dengan banyaknya orang-orang yang wukuf. 

Pendapat yang paling benar adalah pendapat yang pertama, karena hadits yang menunjukkan hal itu tidak bertentangan dengan apapun. Terlepas dari hari apapun yang lebih baik, hari nahr ataupun hari arafah hendaklah kaum muslimin bersemangat untuk meraih keutamaannya baik yang sedang berhaji ataupun tidak. Untuk memperoleh keutamaannnya dan memanfaatkan kesempatan tersebut (untuk beribadah). 

6. Disyariatkannya Takbir Muthlaq
Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah selanjutnya adalah disyariatkannya takbir muthlaq (setiap saat) dan muqayyad (setelah shalat fardhu). Kesempatan bertakbir ini jauh lebih panjang daripada Idul Fitri. 

Ibnu Taimiyah dalam majmu' Fatawa menjelaskan, "Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq ( tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), dilakukan setiap selesai mengerjakan shalat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat". 

7. Berkumpulnya Induk-induk Ibadah
Keutamaan yang lain daripada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada waktu itu. Sebab inilah yang menjadikan 10 hari pertama bulan Dzhulhijjah begitu istimewa. 

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.” 

Kesimpulan dari pembahasan kita di atas, mengapa sepuluh hari pertama dari bulan dzulhijjah menjadi begitu istimewa karena di dalamnya terkumpul induk-induk ibadah dari mulai shalat, haji, qurban, idul adha dsb. yang mana tidak ditemukan pada bulan-bulan lainnya. 

Karena keistimewaannya itulah, maka disunnahkan bagi kita untuk memperbanyak amalan sholeh. Dan amalan sholeh ini tidak terbatas pada amalan tertentu saja. 

Bagaimana menyambut hari-hari yang penuh kebaikan ini?
Selayaknya setiap muslim menyambut hari-hari yang penuh kebaikan ini yang secara umum adalah dengan taubat nasuha (taubat yang sungguhsungguh), serta meninggalkan segala perbuatan dosa dan maksiat. Karena sesungguhnya dosa dapat menghalangi seseorang dari memperoleh keutamaan Rabb-nya, dan menutup hatinya dari Tuhannya. Juga dituntut untuk menyambut hari-hari yang penuh kebaikan dengan usaha dan keinginan kuat dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan keberuntungandengan apa yang diridhai Allah Azza wajalla. Maka barang siapa yang benar dengan tekadnya kepada Allah, maka Allah akan memberikan petunjuk kepadanya. 

“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (QS. AlAnkabut:69) 

Allah juga berfirman: 

“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 133)
Semoga kita semua bisa menggunakan kesempatan emas berburu kebaikan pada bulan ini, sebelum datang penyesalan. Dan semoga kita semua termasuk dalam golongan yang dimaksudkan Allah dengan firmanNya: 

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepadaKami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al-Anbiya’:90) 

Alhamdulillah..
Wallahu 'Alam
Katameya nan aman, tentram sejahtera.. 12 oktober 2012 

Referensi:
Dari berbagai sumber:
1. Al-Quranul Kariim
2. Terjemah al-Quran DEPAG
3. Tafsir Ibnu Kastir
4. Tafsir at-Thabari
5. Syarh 'Arbai'n an-Nawawiyyah, Mudha'afatu al-Hasanat fi al-Auqaat wal Amakin al-Faadilah, "athiyyah bin Muhammad Salim
6. Jaami'ul al-Ahadis, Jalaluddin as-Suyuti
7. Jam'ul Jawami', Imam As-Suyuti
8. Riyadushaalihin, Imam Nawawi
9. Katrul 'Amal Fi Sunani al-aqwaal wal al-'af'aal, 'Alauddin Ali bin Hisamuddin
10. Keutamaan Sepuluh Hari Pertama bulan Dzulhijjah, Serta Hukum Seputar Iedul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban, Abdul Malik al-Qasim 11. http://almanhaj.or.id/ 12. http://assunnahsurabaya.wordpress.com/

0 komentar:

Post a Comment