Oleh: Ummu Raqiyah
“Kesehatan adalah mahkota tak terlihat, dan
tidak ada seorang pun yang dapat melihatnya, kecuali mereka yang sakit”
( pepatah Arab)
Food combinging adalah suatu metode
pengaturan asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah
tubuh, khususnya yang berhubungan denagn system pencernaan.
Food
Combining merupakan pola makan sehat tertua di dunia. Berdasarkan
manuskrip sejarah, ditemukan bahwa food combining sudah dilakukan oleh
bangsa Esseni di Palestina sekitar 2000 tahun yang lampau. Mereka
mengikuti ajaran taurat yang masih murni. Ajaran bangsa Esseni yang
berhubungan dengan pola makan diantaranya, tidak menggabungkan roti dan
daging pada waktu yang bersamaan, juga susu dan daging, tidak makan
darah, bangkai dan daging binatang yang diharamkan (daging babi, ikan
tanpa sirip/insang dan binatang melata). Serta tidak makan berlebihan.
Kemudian dipopulerkan kembali di Jerman sekitar tahun 1800-an, dan
sejak itu menyusul di eropa, amerika dan australia.
Banyak bukti
yang mendukung manfaat Food Combining. Namun, masih banyak ahli medis
dan gizi yang menentang pola makan seperti ini. Alasannya adalah secara
alamiah setiap makanan mengandung semua unsur gizi dan dicerna melalui
saluran yang sama. Mereka berpendapat bahwa sistem pencernaan manusia
mampu mencerna sekaligus sehingga metode memisah misahkan makanan
tertentu seperti food combining dianggap sebagai prilaku yang tidak
masuk akal.
System pencernaa kita punya 3 siklus:
1. Fase pencernaan ; 12 siang – 8 malam . fase ini adalah saat yg tepat untuk mengkonsumsi makanan padat.
2.
Fase penyerapan ; 8 malam – 4 pagi. Pada fase ini kita sebaiknya tidak
makan apa-apa agar saluran cerna bekerja secara optimal. Sepanjang
siklus ini terjadi proses penyerapan sebagian besar zat-zat makanan yang
sudah tercerna dan pembagian zat-zat makanan ke seluruh bagian tubuh.
Oleh karena itu, tidur terlambat atau makan larut malam dapat mengurangi
pasokan energi yang diperlukan untuk proses penyerapan. Hambatan pada
salah satu siklus dapat mengacaukan siklus-siklus berikutnya.
3.
Fase pembuanagn ; 4 pagi – 12 siang. Pada fase ini tubuh melakukan
pembuangan sisa-sisa makanan & sisa-sisa metabolism. Sehingga
energi akan lebih banyak dipakai untuk membantu proses pembuangan.
Sampah akan lebih banyak dikeluarkan dalam siklus ini. Banyak orang
mengeluh tidak mempunyai nafsu makan pada pagi hari, tapi tidak
menyadari bahwa ini adalah hal sangat alami. Tubuh sedang melalui siklus
pembuangan, maka tubuh tidak terlalu membutuhkan makanan padat
(misalnya nasi dan daging) yang sulit dicerna dalam kurun waktu
tersebut. Hal ini akan mengacaukan proses pembuangan karena kekurangan
energi. Pada siklus ini kita dianjurkan mengkonsumsi makanan yg gampang
dicerna, seperti buah-buahan.
Bagaimana prosedur food combining?
Dalam penerapan FC ada beberapa hal yg harus diperhatikan:
1.
Dalam FC semua boleh dimakan, baik sumber makanan yang mengandung
karbohidrat, protein nabati/ hewani, buah-buahan, sayuran, tetapi harus
diperhatikan kombinasi yang sesuai & jadwal makan nya. Itulah
sebabnya pelaku FC mampu makan dengan kenyang tapi tidak menyebabkan
kegemukan atau rasa tidak nyaman. Bentuk- bentuk kombinasi yang
dianjurkan/ sesuai:
* Protein hewani & sayuran; serasi
* Protein hewani & karbohidrat; tidak ideal
* Sayur & karbohidrat; serasi & normal
Salah
satu dasar ilmilah pendekatan food combining adalah pengaturan kerja
organ seperti pankreas. Pankreas merupakan organ multifungsi yang
memproduksi tiga enzim yaitu amylase, protease dan lipase yang
masing-masing digunakan untuk mencerna karbohidrat (pati dan gula),
protein (terutama hewani) dan lemak. Pankreas juga memproduksi hormon
insulin untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Kenapa protein
hewani & karbohidrat menjadi tidak ideal jika disatukan? Apa yang
terjadi jika makan dengan kombinasi karbohidarat-protein-lemak secara
terus menerus dalam waktu lama? Seperti makan nasi dan gulai ayam atau
roti oles mentega-burger sapi.
Karbohidrat butuh enzim amylase
agar bias dicerna & diserap tubuh, sementara protein hewani butuh
enzyme pepsin untuk mencerna. Sedangkan enzyme amylase akan berheti saat
enzyme pepsin di produksi Dalam waktu bersamaan pankreas harus bekerja
keras memproduksi ketiga enzim tersebut beserta hormon insulin. Bila
hal ini terjadi terus menerus dan bertahun-tahun maka pankreas dapat
mengalami kelelahan dan peradangan. Diabetes Mellitius diduga disebabkan
oleh gangguan pankreas akibat pola makan yang kurang bagus
tersebut.Penerapan food combining diduga kuat dapat membuat pankreas
terhindari dari kerja berat yang melampaui kapasitasnya.
Oleh
karena itu kombinasi yang serasi adalah protein hewani & sayur. Dua
kombinasi tersebut membuat pH netral darah tercapai. Idealnya sayuran
yang dimakan dalam bentuk segar( mentah). Karena dalam sayuran segar
banyak sekali terdapat enzyme. Tubuh kita dikaruniai enzim-enzim yang
diperlukan oleh berbagai fungsi metabolism dalam tubuh dalam jumlah
terbatas, termasuk proses pencernaan. Tubuh tidak akan menggunakan
enzim-enzim ini apabila makanan yang kita makan masih memiliki enzim .
terus menerus menggunakan enzim tubuh akan menghabiskan energy &
menyebabkan peradangan pada pancreas.
2. Selain kandungan gizi,
Food Combining juga memperhatikan sifat asam-basa makanan. Dalam
pelajaran kimia dasar dikatakan bahwa larutan asam (acid) dinetralkan
oleh larutan basa (alkali). Demikian pula dalam hal makanan. Ada makanan
yang membentuk basa. Jika asam bertemu asam, keseimbangan asam-basa
dalam tubuh akan kacau. Keadaan tubuh menjadi terlalu asam. Salah satu
gejala yang dirasakan adalah perut kembung, dan diare. Padahal,
keseimbangan asam-basa ini perlu dijaga agar fungsi pencernaan berjalan
normal. Keseimbangan asam-basa tubuh inilah yang diabaikan selama ini.
Terlalu
banyak menyantap makanan sumber protein hewani, pati & lemak
mengakibatkan tubuh akan mengalami asidosis , yaitu kondisi keasaman
darah & jaringan tubuh yang berlebihan . Asidosis ini dapat
menimbulkan peradangan pada berbagai jaringan dalam tubuh, menyebabkan
butir-butir darah melekat satu sama lain, atau terbentuknya jejaring
serabut-serabut halus ( fibrin). jejaring serabut-serabut ini yang
memberi kesan seolah-olah darah menjadi pekat. Serabut-serabut ini
mengakibatkan peredaran sel-sel darah terganggu, sehingga pasokan zat
makanan& oksigen ke sel-sel jaringan tubuh lainnya terhambat.
Lambung
kita mencerna makanan berdasarkan jenisnya, dan enzim yang digunakan
juga berbeda untuk masing-masing jenis zat makanan:
* Buah-buahan
dicerna oleh lambung kita dan selesai hanya dalam waktu 15 -20 menit,
kecuali pisang – 45 menit. Dan zat gula di dalam buah ini (fruktosa
alami) langsung memberi kita energi instan yang kita perlukan untuk
bekerja sejak pagi hari, sementara berbagai vitamin yang dikandungnya
pun langsung terserap oleh tubuh dan membantu kerja-kerja organ tubuh
kita.
* karbohidrat (nasi, jagung, mie, roti) kalau dimakan sendiri, tanpa sayur atau lauk, akan memakan waktu 2 jam.
* sedangkan protein hewan (ayam, daging, ikan, telur) kalau tidak dicampur yang lain, memakan waktu sekitar 3-4 jam.
*
sementara kalau mencampur karbohidrat dengan protein hewan (seperti
cara makan orang Indonesia kebanyakan, yaitu nasi dan lauk-pauk yang
berasal dari hewan seperti ayam goreng, gulai dan rendang daging), akan
perlu waktu lebih dari 7 jam untuk mencernanya.
* jadi, kalau
kita makan buah setelah makan, buah-buahan yang dalam waktu 15 menit
selesai dicerna, tidak bisa turun ke dalam usus halus untuk proses
pencernaan selanjutnya karena tertahan oleh jumlah banyaknya makanan
yang baru kita makan, sedangkan enzim pencerna (atau kita kenal dengan
nama awam “asam lambung”) terus memprosesnya, sehingga terjadi
fermentasi (menjadi beralkohol seperti pada proses pembuatan tape),
sehingga fermentasi dari zat buah ini membusukkan makanan yang tadi kita
makan.
Artinya ada 3 prinsip dasar cara makan pada Food Combining, yakni:
1.
Buah harus dimakan tersendiri, yakni sebagai sarapan di pagi hari dan
sepanjang pagi, hingga jam 11. Jadi, sepanjang pagi kita hanya makan
buah-buahan saja. Kalau setelah 1-2 jam masih lapar, makan buah lagi.
Demikian hingga jam 11.00.
2. Karbohidrat dan protein hewan harus
dimakan terpisah. Maka, ketika makan nasi, makanlah nasi, sayur2an dan
tahu/tempe – tanpa lauk dari hewan (disebut dengan Menu Karbohidrat).
Sebaliknya, ketika makan lauk hewan, makanlah lauk, sayur2an dan
tahu/tempe – tanpa nasi (disebut Menu Protein). Dengan cara ini, ketika
kita makan menu protein hewan, pabrik enzim yang akan bekerja hanyalah
empedu, sementara kelenjar pankreas istirahat. Dan ketika kita makan
menu karbohidrat, pabrik enzim yang bekerja hanyalah pankreas, sementara
empedu istirahat. Dengan cara ini, kita akan terhindar dari diabetes
sebab kerja pankreas menjadi lebih mudah, dan kita juga tidak akan
mengalami penumpukan batu di empedu sebab kerja empedu pun dipermudah.
Tapi jangan lupa, kuncinya adalah pada sayur: akan jauh lebih baik bila
setiap kali makan (baik menu karbohidrat maupun menu protein, sayur yang
kita makan adalah 2 porsi atau 2 macam).
3. Yang terakhir,
jangan makan dan minum yang manis-manis setelah makan. Itu artinya tidak
boleh mengkonsumsi teh manis, kopi manis, es buah, dan juga buah, serta
kue-kue manis (atau biasa disebut makanan pencuci mulut). Pokoknya
semua yang mengandung gula tidak boleh dimakan setelah makan. Gula
adalah zat yang cepat sekali dicerna oleh tubuh. Sehingga kalau
dikonsumsi setelah makan, ia akan membusukkan makanan yang tadi kita
makan, sebagus apapun asupan gizi kita tadi.
Pola Hidup Sehat ala Rasulullah SAW
Rasulullah
adalah teladan yang sempurna dalam hal menjaga kesehatan. Tidak hanya
kesehatan secara jasmani, tetapi juga mental, spiritual, dan sosial.
Berbagai perilaku Rasulullah, seperti aktivitas fisik, olahraga, dan
pola makan banyak dipelajari oleh ahli-ahli kesehatan saat ini. Diantara
berbagai hal tersebut, ada beberapa fakta menarik mengenai kebiasaan
Rasulullah terkait pola makan. Rasulullah mengajarkan untuk mencegah
kemunculan penyakit daripada mengobatinya. Terbukti, selama hidupnya,
Rasulullah sakit tak lebih dari tiga kali. Di tengah tugasnya yang
begitu berat sebagai pemimpin negara, panglima perang, kepala keluarga,
ayah, suami, dan sebagainya, tetapi beliau tetap memiliki badan yang
bugar dan prima.
Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid,
seorang pakar kedokteran dan biofisika, telah menulis kitab yang sangat
bagus mengenai pola hidup sehat Rasulullah berjudul “at-Taghdziyah
an-Nabawiyah, al-Ghadza baina ad-Daa wa ad-Dawa”. Yang kemudian
diterbitkan di Indonesia oleh penerbit Almahira
dengan judul
“Pola Makan Rasulullah, Makanan Sehat Berkualitas menurut al-Qur’an dan
as-Sunnah”. Berikut adalah beberapa rangkuman pola hidup sehat rasul
yang dikutip dari buku Prof. Dr . Abdul Basith Muhammad as-Sayyid:
1.
Membaca basmalah ketika hendak makan, dan mengakhiri dengan membaca
hamdalah. Barangkali hikmah membaca basmalah dan hamdalah adalah seorang
muslim selalu mengingat bahwa makanan yang disantap tidak lain adalah
nikmat dan anugerah dari Allah. Dia akan terhindar dari sikap
berlebih-lebihan dan mubadzir. Seorang muslim juga akan selalu sadar
bahwa makanan bukan tujuan akhir, tapi sarana menambah kekuatan untuk
menuju ketaatan kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan
kebaikan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Nabi
bersabda: ”Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas
gajih, lalu ketika bangun pagi dia menderita suatu penyakit, maka
hendaklah dia tidak mencela melainkan dirinya sendiri”. Nabi sendiri
jika hendak makan selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Nasa’i dari Aisyah ra.
3.
Menjauhi sikap berlebihan dan rakus. Rasulullah bersabda: ”Tidaklah
anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya
beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau
dia harus mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas”. (HR. Turmudzi, Ibnu Majah,
dan Muslim).
4. Makan dengan tiga jari. Makan dengan tiga jari
berarti kita telah bersikap seimbang . sebagaimana dikatakan bahwa makan
dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedangkan makan dengan satu
atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
5. Duduk
tegak lurus saat makan dan tidak bersandar. Rasulullah melarang
seseorang makan sambil bersandar karena membahayakan kesehatan dan
mengganggu pencernaan lambung.
6. Minum dengan tiga kali tegukan.
Dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas dalam gelas. Nabi mengajarkan
minum dengan menyesap (minum air dengan menempelkan bibir ke air),
bernafas di luar gelas serta tidak minum dengan cara menenggak.
Maksudnya adalah mencegah masuknya udara ke dalam lambung.
7.
Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging (makanan utama). Hal
ini sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni
surga. Dalilnya adalah Qur’an surat al-Waqi’ah ayat 20-21: ”Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang
mereka inginkan”.
8. Menutup makanan dan minuman di atas meja.
Nabi mewajibkan menutup makanan untuk melindunginya dari pencemaran.
Rasulullah saw bersabda:
”Tutuplah wadah tempat makanan dan
minuman, karena dalam satu tahun ada satu malam yang di malam itu turun
wabah dari langit. Wabah itu tidak menjumpai wadah yang terbuka
melainkan akan ada sebagian dari wabah itu yang mengenai wadah itu”.
9.
Mencuci mulut (berkumur) sebelum dan setelah makan. Hal ini dimaksudkan
untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan bakteri. Secara khusus
beliau menekankan pentingnya berkumur setelah minum susu: ”Berkumurlah
kalian setelah minum susu, karena di dalamnya mengandung lemak”. (HR.
Ibnu Majah)
10. Suplemen makanan terbaik adalah madu. Rumah Nabi
tidak pernah kehabisan madu. Nabi juga menganjurkan untuk meminum madu
secara teratur. Nabi bersabda:”Hendaklah kalian meminum madu”. Adapun
Nabi mengajarkan bahwa cara terbaik meminum madu adalah dengan
melarutkan satu sendok madu dengan air yang dingin dan diaduk dengan
baik.
11. Tidak memasukkan makanan pada makanan. Ada dua pendapat
mengenai maksud dari memasukkan makanan pada makanan. Pendapat pertama
adalah kita dilarang makan kecuali setelah dua jam dari waktu makan
berat. Pendapat kedua adalah kita dilarang menyuap makanan ke dalam
mulut pada saat masih ada makanan di dalamnya. Dunia kedokteran modern
membuktikan bahwa kedua hal tersebut memang berdampak negatif pada
kesehatan.
12. Menjilati jari dan tempat makan. Menjilati tempat
bekas makan akan sangat membantu pencernaan. Rasulullah saw sendiri
menjilati jemari beliau setelah makan. Beliau bersabda:”Apabila salah
seorang di antara kalian selesai makan, hendaklah dia tidak membersihkan
tangannya sehingga menjilatinya”. (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Tabrani)
Hal itu menunjukkan adanya perintah untuk tidak meninggalkan sisa
makanan di tempat makan.
13. Tidak tidur setelah makan. Nabi
menganjurkan seseorang berjalan-jalan setelah makan malam. Tapi bisa
juga digantikan oleh shalat. Hal ini dimaksudkan agar makanan yang
dikonsumsi masuk lambung dengan tepat sehingga bisa dicerna dengan baik.
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw bersabda: ”Cairkan makanan
kalian dengan berdzikir kepada Allah yang Mahatinggi dan shalat, serta
janganlah kalian tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian
menjadi keras”. (HR. Abu Naim dengan sanad dha’if) Diriwayatkan dari
Anas dengan status marfu’: ”Makan malamlah sekalipun hanya dengan kurma
kering (yang rusak), karena meninggalkan makan malam dapat mempercepat
penuaan”.
14. Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri. Hal
ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa
saling mencintai yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera
makan.
15. Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di
tempat kita makan. Dilarang menghina atau membenci makanan, sekalipun
makanan itu di luar kebiasaan kita.
16. Tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu panas dan minuman yang terlalu dingin.
Prof.
Dr. Musthafa Ramadhan memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat
Rasulullah berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, sebagai
berikut:
1. Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara
segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan
qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam
terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat
lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh.
Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam
aktivitasnya selama seharian punuh.
2. Di pagi hari, Beliau
menggunakan siwak untuk kesehatan mulut dan giginya. Siwak mengandung
fluor alami yang sangat bermanfaat untuk kesehatan gigi dan gusi.
3.
Di pagi hari pula Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan segelas
air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Ditinjau dari ilmu
kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan
usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
4.
Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah senantiasa
mengonsumsi tujuh butih kurma. Rasulullah pernah bersabda, “ Barang
siapa makan tujuh butir kurma, maka akan terlindung dari racun”.
5.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah adalah cuka dan minyak zaitun yang
dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya, diantaranya :
mencegah lemah tulang, mencegah kepikunan, melancarkan sembelit,
menghancurkan kolesterol, melancarkan perncernaan, dll.
6. Di
malam hari, menu utma makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran.
Secara umum, sayuran mengandung zat dan fungsi yang sama, yaitu
menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.
7.
Setelah makan, Beliau tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas dahulu
sehingga makanan yang dikonsumsi masuk ke lambung dengan cepat dan mudah
dicerna. Rasulu pernah bersabda, “cairkan makanan kalian dengan
berdzikir kepada Allah SWT dan sholat, serta janganlah kalian langsung
tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras”
(HR. Abu Nu’aim dari Aisyah r.a)
8. Rasulullah sering
menyempatkan diri berolahraga, terkadang sambil bermain dengan anak dan
cucunya. Olahraga diakui oleh para pakar kesehatan sangat bermanfaat
bagi tubuh
9. Rasulullah tidak menganjurkan umatnya untuk
bergadang. Beliau tidak menyukai berbincang dan makan sesudah waktu
isya. Beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Karena
istirahat yang cukup, seperti tidur yang merupakan hak tubuh, dibutuhkan
oleh tubuh.
10. Inti pola konsumsi Rasulullah adalah menghindari
isrof (berlebihan) dalam makan dan minum. Beliau tidak pernah melakukan
idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang). Prof. Dr.
Musthofa menekankan bahwa assyab’u (kenyang) bukanlah al imtila’
(memenuhi perut dengan makanan. Kenyang yang sebenarnya adalah
tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya sesuai dengan
proporsi dan ukurannya.
11. Berdasarkan riwayat, Aisyah r.a.
pernah mengatakan, “ Dahulu Rasulullah saw tidak pernah mengenyangkan
perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti,
beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma,
beliau tidak akan makan roti”. Penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya
makanan dalam perut telah melahirkan bermacam penyakit. Untuk itu,
sangat penting bagi kita dalam mengkombinasikan makanan (food combining)
dengan baik.
Wallahu a’lam……
0 komentar:
Post a Comment