Thursday, May 10, 2012

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Oleh: Ummu Raqiyah

Dalam tubuh kembang anak, menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang sangat penting. Rasa percaya diri pada anak artinya ia memiliki kapasitas untuk memandang dirinya sebagai individu yang berharga dan memiliki atribut-atribut positif. Rasa tersebut diawali dengan adanya pengakuan dan penghargaan yang proporsional dari lingkungan terdekatnya, yaitu orang tuanya. Keberanian dan percaya diri dalam diri anak sedikit banyak dipengaruhi oleh pola pengasuhan orangtuanya. Kepercayaan diri yang dilatih sejak masa tumbuh kembang anak diharapkan akan melahirkan pribadi yang yakin atas dirinya, kompeten, dan menghargai dirinya secara sehat dan positif. Oleh karenanya ini menjadi tugas bagi para orang tua untuk dapat membantu mewujudkan anak menjadi pribadi yang positif tersebut.

Penelitian membuktikan bahwa kesuksesan anak di masa depan baik itu di sekolah ataupun karirnya terjadi karena dia percaya akan kemampuannya. Unsur ini lebih besar mempengaruhi daripada kecerdasan, penghasilan keluarga, bahkan latar belakang budaya. Dengan rasa percaya diri yang dimiliki, anak akan mampu melewati tantangan, berani mengambil resiko, tidak takut gagal, justru akan muncul sikap positif thinking, berani berpendapat, bisa berpikir realistis dan bisa menghargai orang lain. Sama-sama belajar, orangtua dan anak ” itulah kunci dasar untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Menurut Sandi Schwartz – Pemerhati dan Penulis Keluarga – untuk membuat anak melakukan hal yang membanggakan dimulai dari orangtua dahulu. Contoh yang paling dekat dan mudah ditiru adalah keluarga dekat.

Beberapa faktor yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada anak : 

1. 1.      Mulai dari diri sendiri
Jadilah orangtua yang optimis dan jangan banyak mengeluh. Orangtua yang percaya diri tercermin dari perkataan dan perbuatannya.

 1. 2.    Memberikan perhatian 
Kualitas waktu dan kesempatan berkomunikasi bagi anak sepenuh hati. Orang tua sesibuk apapun hendaknya tetap memiliki waktu khusus untuk bersama dengan anaknya. Ketika anak meminta perhatian, cobalah untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tinggalkan sebentar pekerjaan, tatap matanya dan dengarkan ia bicara. Mengabaikannya akan membuat ia merasa tidak berharga, tidak layak untuk diperhatikan, dan ini bisa mengoyak rasa percaya dirinya.

1. 3.    Bersikap Positif.
Melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang positif. Jangan membiasakan diri terbakar emosi. Seringkali, orang tua sangat cepat untuk menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anak-anaknya. Sedangkan saat anak-anak melakukan sesuatu yang baik, orang tua jarang memperhatikan atau menghargainya.  cobalah untuk memperlihatkan dan memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh anak  dengan baik, meski itu cuma hal-hal kecil. Saat menanamkan nilai-nilai pada anak, utarakan dalam kalimat positif dan minimalkan negatif. Beritahukan hal-hal yang menurut kita perlu disampaikan tanpa harus disertai kalimat sbb: tidak boleh, jangan, dilarang, dsb. Misalnya saat anak enggan shalat, maka kalimat yang lebih baik adalah, “Nak, yuk shalat sama-sama bareng Ibu" daripada, “Nak, shalat dulu, jangan malas".

1. 4.      Memberikan pujian & penghargaan.
Pujilah anak sesering mungkin. Banyak orang tua yang tak mau memuji anak karena khawatir pujian bisa membuat anak besar kepala. Pujian yang dimaksud disini adalah ketika anak berprilaku baik atau mampu melakukan yang diperintahkan, karena dengan memuji prilaku baik anak bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat anak. Berilah pujian pada anak bila ia sudah melakukan hal yang baik, mendapat prestasi, hargai hal-hal kecil yang sudah diraihnya. Dengan memberikan pujian anak akan menjadi semangat untuk bisa melakukannya lagi. Tak masalah memuji selama tak berlebihan karena ini bagus untuk perkembangannya. Saat memberikan pujian dan teguran, anak mengetahui sikap apa yang menyebabkan pujian dan teguran tersebut diberikan. Sertakan dengan penjelasan yang dipahami sesuai dengan usianya.

1. 5.      Jangan membanding-bandingkan.
Jangan pernah mencoba untuk membandingkan antara anak yang satu dengan yang lain sekalipun bersaudara. Setiap anak punya karakter yang berbeda dan special. Dibandingkan dengan anak lain akan membuat mereka menjadi kecil hati dan sensitif. Penelitian membuktikan bahwa efek membanding diri dengan orang lain adalah sumber kecemasan dan depresi paling besar. 

1. 6.      Bebas berekspresi.
Terbiasa berpendapat bisa menumbuhkan anak untuk bebas berekspresi. Biarkan anak untuk menunjukkan ungkapan2 emosinya menurut caranya, justru cara ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak. Biarkan anak melakukan sendiri apa yang sudah bisa ia lakukan. Janganlah terlalu over protective, biarkan anak untuk mencoba sendiri dan mengerti konsep sebab akibat dari suatu tingkah laku. Hal ini diperlukan agar anak terbiasa berfikir dan bersikap mandiri sebelum melakukan sesuatu.

Wallahu a'lam..
( dikutip dari berbagai sumber)

0 komentar:

Post a Comment